Jose Mourinho: Adaptasi Manchester United Lebih Lambat Ketimbang Real Madrid

By Admin


nusakini.com - Jose Mourinho mengakui proses adaptasi yang dilakukannya saat ini bersama Manchester United tidak secepat ketika ia masih melatih Real Madrid karena perbedaan karakteristik pemain kedua tim.

Mourinho pernah menghabiskan tiga tahun bersama Madrid (2010-2013) dengan meraih gelar La Liga Spanyol, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana. Di musim 2011/12, Los Blancos bukan cuma menjadi juara liga domestik, namun juga mengukir sejumlah rekor sepanjang masa La Liga, seperti poin terbanyak (100 poin) dan gol terbanyak (121 gol).

Seusai berkiprah di Santiago Bernabeu, pria Portugal itu kemudian balik ke Inggris dengan melakoni periode keduanya melatih Chelsea sebelum kini bertugas di Old Trafford.

“Di Real, saya memiliki tim yang mampu memecahkan rekor gol terbaik dalam sejarah Liga Spanyol: 121 gol dalam semusim. Transisi bermain kami boleh dikatakan sebagai yang terbaik di dunia,” ungkap Mourinho seperti dikutip Football France, Rabu (23/3).

“Cristiano Ronaldo berusia 27 tahun, [Angel] Di Maria berusia 23, [Karim] Benzema dan [Gonzalo] Higuain juga berusia 23 atau 24. Inilah tim yang bisa membunuh siapa pun.”

“Sedangkan Manchester United berbeda. Mereka bermain lebih lambat. Tidak memiliki pemain cepat, tetapi memiliki keinginan untuk menguasai bola dan tampil dominan.”

“Zlatan Ibrahimovic butuh menyentuh bola agar alur permainan berjalan lancar. Begitu pula dengan [Ander] Herrera, [Michael] Carrick, dan [Paul] Pogba. Terkadang, di 20 menit terakhir saya mencoba opsi lain seperti memasukkan Marcus Rashford. Tapi yang terpenting adalah memanfaatkan kualitas pemain yang tersedia.”

Mourinho melanjutkan, “United bermain seperti ini karena hal itu menunjukkan kualitas pemain yang saya punya. Sesederhana itu. Jika saya mencoba bermain counter-attack, maka saya dalam bahaya.”

“Jika saya memaksakan taktik penguasaan bola dengan para pemain yang banyak mendribel bola, suka mengambil risiko, dan mampu menyerang cepat, maka saya akan merusak potensi si pemain.”

“Terkadang, orang-orang menganggap semakin tinggi penguasaan bola maka semakin tinggi pula gol yang dicetak. Mereka lupa bahwa tujuan utama bermain adalah mencetak gol dan menang,” tandasnya. (fft/om)